Powered By Blogger

Sabtu, 05 Mei 2012

Kepunahan


Kepunahan adalah akibat dari tingkat kelahiran lebih kecil daripada tingkat kematian dalam jangka waktu panjang. Spesies menjadi punah ketika spesies itu gagal dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dalam lingkungannya atau punah karena kalah bersaing dengan makhluk hidup lain.
Pada umumnya kepunahan terjadi dalam periode waktu yang panjang, bukan sebagai akibat dari peristiwa bencana tunggal. Misalnya, tanaman berbunga mulai menggantikan konifera dan tanaman lain selama periode Kretaseus. Dinosaurus yang makanannya terutama konifera akan mati perlahan-lahan kalau kelompok binatang ini tidak menemukan konifera dalam jumlah yang memadai atau mengubah makanannya dengan memakan tanaman berbunga. Kepunahan tipe ini dirujuk sebagai "kepunahan latar belakang".
Kepunahan massal terjadi ketika ada penurunan yang mendadak dari keanekaragaman bentuk kehidupan secara global. Sejarah bumi terdiri dari banyak episode kepunahan massal. Dalam 600 juta tahun, kepunahan massal menandai akhir periode Ordovisium, Devonium, Permium, Triasik, dan kretaseus.
Selama periode Ordovisium, bumi mengalami pendinginan global dan aktifitas gunung berapi yang menyebar luas, mengakibatkan pembentukan gletser yang memicu kepunahan massal. Gletser atau kemungkinan ada meteorit yang jatuh, menyebabkan 30% jenis kehidupan di bumi menjadi punah di akhir periode Devonium. Periode Permium diakhiri dengan kepunahan massal paling besar, sampai 95% kehidupan laut, 50% dari semua jenis binatang, dan banyak pohon punah. Penyebabnya sekali lagi, adalah terbentuknya gletser atau aktifitas gunung berapi. Kepunahan massal lain yang menyapu sebagian besar dinosaurus tahapawal dan semua reptilia laut kecuali Iktiosaurus terjadi pada periode Triasik.
 Hantaman meteor 65 juta tahun lalu

Kepunahan K-T
Dinosaurus bukan satu-satunya binatang yang punah di akhir periode Kretaseus. Sekitar 85% dari semua spesies di bumi punah pada waktu bersamaan. Kepunahan massal ini dirujuk sebagai "kepunahan K-T". K artinya Kretaseus, dan T artinya Tersier, yang merupakan periode berikutnya dalam periode geologi berikutnya. Bahkan amonit yang bertahan dari 4 kepunahan sebelumnya, menjadi korban dari kepunahan K-T.
Para ahli menyakini bahwa teori tentang hantaman meteor adalah yang paling kuat. Para ahli mengemukakan bahwa asteroid dengan diameter 6-15 km bertabrakan dengan bumi. Tabrakan ini menembus kerak bumi, menyebarkan jutaan ton debu dan abu ke atmosfer. Tsunami, kebakaran hebat, badai, hujan asam, dan aktifitas seismik terjadi dari benturan tersebut. Efek domino terjadi dalam rantai makanan. Debu dan abu menghalangi sinar matahari sehingga tidak dapat mencapai permukaan bumi selama beberapa bulan, akibatnya tempratur global turun. Tanaman mati karena kekurangan sinar matahari, yang menurunkan kadar oksigen bumi. Binatang herbivora kelaparan karena tanaman mati dan, akibatnya, binatang karnivora yang memangsa herbivora binasa. Hanya binatang yang mampu menyesuaikan diri pada perubahan kadar oksigen, tempratur, dan pasokan makanan berhasil bertahan dari kepunahan ini.
 Meteor yang menyerbu dinosaurus
Ilmuan lainnya mengajukan sejumlah teori tentang penyebab kepunahan K-T. Akhir Kretaseus adalah waktu terjadinya pergeseran tektonik besar-besaran, mengakibatkan aktifitas gunung berapi. Hujan asam ditambah dengan aktifitas gunung berapi dapat mengubah atmosfer sampai tingkat yang menyebabkan kepunahan massal.Teori lain menyatakan bahwa perubahan orbit bumi mungkin mendinginkan iklim global sampai hanya mamalia berbulu yang dapat bertahan hidup karena turunnya tempratur.
Apapun yang dikatakan oleh para ahli, para raksasa telah hilang. Dunia yang dulunya dikuasai oleh dinosaurus, kini telah musnah dan hilang dari muka bumi ini selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar